Rabu, 28 Januari 2015

Antara Aku, Mbak Nila, dan Dave Grohl


Ini kisah langka yang jarang terjadi, ini antara aku, mbak nila dan Dave Grohl. Jadi begini ceritanyaa...

Di suatu hari yang modemku nyala, aku browsing, streaming, untuk menghilangkan penat. Daaann lihatlah, aku menjadi penggemar Foo Fighters karbitan. Entah ini akan bertahan sampai kapan. Yang jelas, aku suka Dave Grohl. LOVE YOU.. hahaha. Alay banget, ini mungkin karena aku cenderung suka pria yang lebih tua, dan yang berambut gondrong. 

Aku tahu band Foo Fighters sebenarnya udah lama. 3 tahun yang lalu (Ealaahh), ya kalo dibandingin sama karir band ini yang udah 20 tahun ya aku kemana ajaaa.. haha. Aku tahunya pun juga nggak sengaja. Soalnya si Paramore ngover lagunya, yang judulnya My Hero. Daaannn aku sukkaakk.. Suka paramore, hahaha. 

Trus nggak sengaja lagi, aku dikasih koleksi Music Videonya mas Toni, mas Toni itu masnya mbak Nila, hal ini dikarenakan, penerawangan mbak Nila yang menilai selera musikku sebelas tiga belas sama mas Toni. Dan saat itu, Mbak Nila sedang membagi-bagi gratis MV di laptopnya yang konon adalah milik Mas Toni dan akan dihapus mbak Nila.. Alhasil, aku mendapat hibahan untuk menjaganya, sekaligus, aku mengeksplorasi MV-MV itu. Ada No Blonde, Extreme, System of Down, Nirvana, Oasis, dan tentunya Foo Fighters, dan banyak lagi sampai aku lupa. Tapi sayang, aku tak bisa menyimpannya lagi, karena Hardisku rusaakk, huhuhuhu. Mereka hilang ditelan hardisk. 

Tapi saat itu aku hanya, "Oh ini Foo Fighters" Kebetulan lagu The Pretender yang aku suka. Trus tadi, saat buka facebook, aku iseng stalking temanku, sebut saja nyenye, dia nge-Like Band The Pretenders. Tapi ada sesuatu yang mengulik hatiku (eeeaaa). Aku kayaknya nggak asing sama the pretender, tapi kok bukan Band ya kayaknya. Maka dari itu, akhirnya, aku searching. Ternyata memang benaaarrr, the pretender bukan hanya Band tapi juga lagunya Foo Fighter. Dan mulailah aku menjelajah Yusub. Biasanya sih tinggal buka Disk D trus Video trus Western, klik search, pastilah nemu, tapi seperti yang aku katakan tadi... Ah sudahlah.. 
Dan mumpung modem nyala, akhirnya Yusublah sasaranku. Streamingan Foo Fighter, yang konser di Wembley Stadium sampai yang akustikannya. Haasiilnyaaa, Jadilah aku Grupis Dave Grohl... Hahahaha. (Bukannya harusnya jadi penggemar Foo Fighters ya?) Hehe

Tak hanya sampai disitu saja, aku juga mencari gambar Dave Grohl di Gugel. Dan alangkah kagetnyaa akuu.. Ternyata Foto yang dikirim mbak nila lewat watsap dengan caption "ini tipemu" pada tanggal 20 Januari adalah Dave Grohl... 
Duh Dave Grohl... Sekarang aku jadi terkintil-kintil padanya. Haha. Dia baru saja ulang tahun, dua minggu yang lalu, tanggal 14 Januari. Dan jika bukan gara-gara dia sekarang seumuran emak ane, pasti aku sudah gila mampus kayak para wanita menggilai artis koreaa. Tapi yaaa teteup aja kok, Dave Grohl... Seriously.. You are the apple of my Eye deh, hahaha  

In brief, Perhatikan peran mbak Nila dalam pertemuanku dengan Dave Grohl. Disini dia adalah benang merah dari segalanyaaa antara aku dan Dave Grohl.. Jadi kalo pengen jodohin aku sama cowok, Dave Grohl boleeehh kok mbak nil, :D


*Tulisan alay jangan dimasukkan hati, yang nggak suka boleh SANTAI!*
**karena dia benang merah, makanya fontnya juga merah bonus Bold**

Selasa, 27 Januari 2015

2015 !!

Ketika melihat masa depan apa yang kamu rasakan? Penasaran? Tak sabar lagi menunggu? Takut? Senang? Ketika pertanyaan ini kembali kepadaku, aku merasa takut. Takut akan ketidakpastian yang menunggu. Tetapi bukankah Tuhan sudah mengatur segalanya? Tapi bukankah ketidakpastian itu yang akan membuatmu berjaya? Percayalah manusia. Percayalah pada Tuhanmu. 
Aku merasakan sensasi berbeda ketika memasuki tahun ini. Bukan hanya karena aku bertambah tua, tetapi pada tahun ini (Insya Allah) aku lulus dan akan menghadapi dunia nyata. Padahal Kata Dewey "Education is not preparation for future living, it is living itself" more or less begitulah. Yang pada intinya, kita - yang selalu menganggap pendidikan adalah sebagai wujud persiapan masa depan- seharusnya menganggap bahwa pendidikan itu sendiri adalah hidup kita. Tapi pemikiran bahwa setelah sekolah kita akan menjajaki dunia nyata itu tak sepenuhnya salah bukan? Karena kata Dewey Education kan? Bukan School. Hahaha. Jayus. 

Iyaa! Setelah lulus nanti aku akan menghadapi dunia nyata yang sudah seperti hutan rimba. (Semangat Ika!!) Dunia dimana manusia sudah banyak yang lupa, dan sentilan Tuhan seperti dongeng belaka. Apa persiapanku untuk mengarungi hutan ini? (Nyari suami!) Ide yang bagus. Tapi bukan itu yang utama. Kepercayanku terhadap Allah (Kliseeee!) Biarlah. Kadang yang klise yang harus dipertahankan bukan? Percuma kalau nggak ada usaha, karena Allah sendiri sudah berwahyu bahwa Tak akan diubah nasib sesorang/golongan jika dia tak berusaha mengubahnya sendiri (Maaf kalau salah) Kurang lebih begitu. Usahaku apa? Sekolah! Sekolah sampai jadi orang! Sekolah dan segala pengalaman yang didalamnya pernah ku incip adalah bekalku (Maaf Dewey). 

Setelah persiapan (yang ternyata hanya itu saja), apa rencanaku ke depannya? Menjadi Guru! Aku ingin mendedikasikan diriku ke dalam sesuatu yang diriku ini sudah dipersiapkan. Halah ribet banget dah! Intinya, aku akan menjadi guru karena aku sekolah buat jadi guru. Aku ingin mendedikasikan diriku untuk negeriku dengan menjadi guru. Langkah pertama, aku ingin mengikuti program SM3T yang mana aku akan menjadi guru di daerah Indonesia bagian terpencil terluar dan terdepan. Aku ingin melihat anak-anak di daerah yang jarang diperhitungkan negeri ini 20 tahun lagi menjadi pemimpin bangsa ini. Aku ingin, 20 tahun lagi, daerah yang disebut terpencil, terluar dan terdepan ini bisa menjadi lebih baik. Mungkin para pesimis (the other part of myself) sedang berteriak-teriak manja "Kliseeeee"... Ya aku tahu. Tapi apa peduliku. Itu adalah mimpiku, (emot melet ke para pesimistis dan negativis)

Ada perasaan takut, senang, dan penasaran. Aku sudah ada target yang ingin aku capai dan lakukan setelah lulus nanti. Tapi semua itu hanya akan menjadi mimpi jika aku nggak ikut tes SM3T karena aku belum lulus di saat yang tepat karena sekarang yang seharusnya aku mengerjakan Bab II dan persiapan untuk penelitian besok tapi malah ngeblog di malam buta. Duhh... 

Okay, in Brief... Jangan takut menghadapi masa depan. Tentukan arah dan wujudkan mimpimu!! Semangaaattt!!


(Catatan di malam buta yang seharusnya mengerjakan bab dua)

Petualangan lo yang mana bro?

Ini sih berdasarkan pengalaman gue bro, nggak usah ngotot kalo nggak setuju. Santai! oke?

Petualangan Rohani dan Pencarian Jati diri

Ini nih yang pertama, Rohani dulu. Petualangan rohani itu semacam petualangan untuk pencarian spiritual dalam diri kita, wetsehhh!  macam benar aja kau bang! haha. Ya maksudnya, kita sebagai manusia pasti ngerasa pengen deket sama Tuhan, mencari apa esensi hidup kita, atau pencarian Tuhan. Petualangan kayak gini sih bro, buat gue, setiap perjalanan dan petualangan yang gue alami, pencarian kayak gini selalu terjadi di dalam batin gue. Buat elo yang nyari petualangan macam gini, gue rasa elo nggak perlu melulu pergi ke masjid atau ke gereja, atau kuil, elo liat alam, elo liat Tuhan men! Lo bisa merasakan betapa hebatnya DIA menciptakan keindahan yang begitu indah. Lo bisa ngerasain betapa perkasanya DIA. Sumpah men! Percaya deh sama gue! Eh jangan! Percaya sama Tuhan aja. Hahaha. 

Petualangan High Class

Petualangan kayak gini jarang terjadi dalam hidup gue bro. Se high-highya gue, paling pol makan nasi pinggir jalan. Nggak mungkin sampe kelas restoran. Nginep di penginapan, nggak mungkin sampe hotel berbintang. Ini terjadi pas gue ke Jogja, itu lumayan lah gue nginep di penginapan, belom di emperan, atau di masjid. High Class gini tuh maksud gue, yang nginepnya di hotel bintang, ada travel agent, makan 3 kali sehari di restoran, dan semua udah ada yang nyiapin. Kira-kira gitulah yang menurut gue high class.Ya buat elo-elo yang punya doku banyak, pasti gampanglah dapat yang High Class Adventure in which cost much budget. But for me, No thanks, gue kelas survival aja syukur. haha. Karena menurut gue, petualangan nggak berasa petualangan kalo lo cuma ikut jadwal. haha. Sekali lagi, yang nggak setuju, santai! SANTAI kayak di pantai gitu lah bro.

Petualangan Mbambung Survival

Menurut pengalaman gue, petualangan kayak gini melengkapi perjalanan hidup lo. Kalo sebuah perjalanan nggak ngasih lo pelajaran apapun, menurut gue perjalanan lo kosong bro. Tapi itu tergantung dari kita masing-masing juga sih. Kalo gue, setiap perjalanan yang gue alami pasti mbambung survival. Dan dari perjalanan2 ini, gue memetik banyak pelajaran. Mulai dari pentingnya persiapan (Klise lahh), selalu ingat Tuhan (Dewanya kliseee..), dan selalu minta restu orang tua (Maha dewa maha bharata nya kliseee, duh apalah). Haahaha. Enggaklah, more than those, I believe. It's about you, your God, and Nature. I can't explain the details, but once you experienced it, you taste the values, you will change. To be better I supposed. 

In the end, It all depends on you, whether you got the point or not, it all depends on how you define it. And whatever journeys you chose, have sharp heart. You will know the difference. Your life, define it by yourself. Go travel around the world, you will amaze by the miles that change you. You will be different person from the starting point.