Minggu, 02 Maret 2014

Reckless Adventure




The heat of summer sunshine I went to Gubeng rail station to start my adventure on 26th June 2012. I went to Jogja by Sekar Tanjung train with four friends of mine; there were Nila, Henny, Fumi, and Fajar.

We had no place to stay, and either had no one to guide us in Jogja. We just depended on a tourist map and the passion to explore Jogja. The train suddenly started moving as we were getting on. Here our reckless journey started.

Sabtu, 01 Maret 2014

RangeR



Ranger can be anything. Ranger can be character of hero from children program on television. Ranger can be a real hero who save forest and animal from extinction. But, for me, ranger is my... let me think of it first. 

First, RangeR consists of my friends. They are all have one mission. Not only from my batch, they are my senior and my junior. But, we were having good time talking about something. Something we care about. But, until now, I don't feel they are my family. 

Jumat, 28 Februari 2014

Mountaineer wannabe


Now, I will share about my little hobby. I cannot say it as my hobby, since I did it only once, but definitely, I will do it again. It is mountain climbing. People tend to love beach with warm sun, white sand, and the sound of the waves. It is romantic. Yeah, it is, I do love beach too. But, I fell for the kindness of mountain. Let me tell you what mountain did to me. 

Welcome to Sixth Hell, Oops..

Welcome to Sixth hell, Ah, I mean Semester. Welcome to sixth semester. Well, I have no intention to write about how hard it will be. Because this is only a month to go. I felt on fire at first meeting, because I met new lecturers. Not really new lecturers but I have never been taught by them. There was Mr. Mun**r, who is really demanding, yet a professional one. I like the way he explained the materials, but some other time he was really annoying. He was organized and really a detailed person. He loved checking and analyzing. He loved numbers certainly. 

Kamis, 27 Februari 2014

Satya Wibawa (5)

Aku terlalu hafal. Terlalu hafal dengan aroma rambutmu yang terkadang aku kuncir semrawutan. Terlalu hafal dengan jempol kakimu yang kurus-kurus. Aku takut jika aku menjadi terlalu hafal, aku akan sulit meninggalkanmu. Aku terlalu hafal aroma tubuhmu yang berkeringat. Kecut. Dan aku pasti akan segera menyuruhmu mandi. Keramas bila perlu. Dari kejauhan, aku terlalu hafal caramu berjalan diantara teman-temanmu. 
Terlalu hafal yang seharusnya tak kuhafal.
Terlalu hafal milik orang lain, adakah kitab ynag menyatakan haram tentang hal itu?
Terlalu hafal kamu. 

Mengingat percakapan kita yang sederhana tanpa pretensi. Percakapan yang selalu membawa kita pada pertengkaran. Lalu kita dengan awkward, tanpa permintaan maaf, mengobrol tentang kehidupan kampus. Bukan kehidupan kita. Apalagi kehidupan cinta kita. 

Lalu tiba-tiba ada seseorang melabrakku. Kau tahu itu? Boleh aku tahu mengapa?

Lalu ketika aku ingin bertanya apa penyebabnya, pada siapa aku bertanya?

Kau?

Dia?

Jumat, 21 Februari 2014

Punggung


Hari ini, lagi dan lagi aku hanya melihat punggungmu. aku ingin sesekali melihat matamu yang teduh dan menyejukkan. Tetapi entah mengapa, akhir-akhir ini aku hanya membaca kelelahan di matamu. Mengapa? Apa aku salah membaca? Mungkin.

Jumat, 03 Januari 2014

Selamat Saudara

Selamat ulang tahun. Hadiah yang tak pernah bisa saya perlihatkan kepada saudara adalah doa. Entah hadiah itu sampai atau tidak kepada saudara. Kata-kata saya sudah tidak bisa seberbunga-bunga dahulu. Karena saya yakin, sudah ada, banyak malah, yang memberi kata-kata doa berbunga-bunga. Saya hanya sekadar teman yang menginginkan terbaik untuk saudara. Saya dan Saudara bukanlah saudara sepersusuan apalagi saudara sedarah, saya dan saudara hanyalah saudara seperjuangan. Entah perjuangan kita sama atau tidak, tapi toh tujuannya sama kan, saudara?

Jangan membicarakan ikatan. Jangan membicarakan apa yang tidak kita punya. Hanya akan membuat kita semakin menginginkannya.


*Catatan ini pasti saya simpan pada tanggal 26 Desember.