Aku hijau, dan di mataku engkau biru.
Tapi kenyataannya kau memilih putih dan menganggapku oranye.
Aku kompulsif dan meledak-ledak, mungkin, karena
itu aku menyukai hijau yang menenangkan. Dan aku selalu yang memberi ijin dan
kebebasan.
Aku menganggapmu biru yang lembut dan membuat orang tenggelam.
Tetapi nyatanya kau selalu putih.
Kau suci dan tipikal orang berintegritas.
Aku
bisa melihatmu dalam kesuksesan.
Dalam senyum yang menghargai dan senyum
pembuktian.
Seorang pemenang.
Aku tak pernah menganggapmu hitam, tapi aku.
Aku
menganggap akulah hitam yang mengintimidasi, padahal nyatanya, dimatamu, akulah
oranye yang hangat namun membingungkan.
Ini tentang kita.
Dan pilihan warna
kita. Yang mungkin menakdirkan kita pada jalan yang tak bertemu. Karena kita
adalah pilihan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar