Sabtu, 20 Desember 2014

Blah.. Blah.. Adventure..



Cerita ini ditulis untuk berkisah tentang perjalanan melintasi waktu. Bukan perjalanan hati. Haha. Aku tak pernah merasa aku akan sangat menikmati sebuah perjalanan. Aku tak menyangka jika ternyata aku sangat suka berjalan, tersesat, melihat hijaunya hutan, birunya pantai, dan merasakan dinginnya gunung, atau panasnya terik matahari pagi di pantai. 

Siapa yang menyangka jika ternyata aku bisa tertawa lega ketika aku tersesat. Hahaha. Aku pernah tersesat, bukan pernah, tapi sering sekali. Ketika pulang ke rumah, ketika di Jogja, ketika di malang, di jombang, di pacet, atau sesederhana ketika berjalan-jalan di jalanan ramai nan macet surabaya. Jujur, aku menikmatinya. Terkadang aku memang  mempetimbangkan dengan siapa tersesat, tapi terlepas dari siapa, aku memang menyukai tesesat. 

Terkadang karena nyasar aku jadi tahu tempat baru atau jalan lain, serta perjalanan rohani (?). Tapi kemarin, waktu perjalanan menuju "Goa Cina" Malang adalah nyasar paling parah. Perjalanan "senang-senang mbambung" itu berakhir dengan cerita penuh emosi. Kami officially nyasar. Perjalanan yang seharusnya melewati wilayah Turen, malah tidak menyentuh daerah itu sama sekali. 

Perjalanan itu, kami mulai dari malang kota jam setengah tujuh, menuju daerah Turen kemudian kecamatan Sumbermanjing, wilayah pantai goa cina. Berhubung navigator kami agak-agak lupa jalan menuju kesana, bukannya ke wilayah Turen, kami malah ke gondanglegi. Kami semakin nyasar lebih dalam ke wilayah penduduk desa entah apa itu di tengah malam di hujan rintik. 

Hujan telah reda, rumah penduduk sudah mulai lengang, tak ada aktivitas yang berarti, tapi kami masih belum menemukan pantai tujuan kami, dan kami masih menyusuri jalan pedesaan yang becek menggunakan jas hujan lengkap. Disepanjang jalan, beberapa warga yang masih nyangkuk depan rumah atau pos kampling melihat kami terheran-heran. "Itu orang2 desa pasti tanya, ngapain pake jas ujan, wong gak ujan" Ungkap teman seperjalanan. Hahaha. Tanya jalan pun sudah berkali-kali. Harus kembali lagi pun kami alami. 

Pada satu titik jenuh, rumah warga juga sudah tutup dengan keadaan lampu mati, jam 10 sodara-sodara , akhirnya ketua ekspedisi kami menginstruksikan untuk jalan terus, sampai di pertigaan, kami tanya lagi. Dan surprisenya..... alhamdulillah, bapaknya langsung bersedia mengantarkan kami, bukan hanya menunjukkan arah, tapi langsung mengantarkan! Allahuakbar!! Di minimnya penerangan, dan jalan yang licin dan naik turun, perhatian, jalan yang kami lewati bukanlah jalan beraspal, sodara-sodara. Sepeda motor matic temanku beberapa kali slip dan hampir jatuh, maka kami hanya jalan 20 km/jam. Kami sempat tertinggal juga dengan bapak yang mengantar, walau akhirnya kami menemukan the right path, finally! 

Tepat pukul 11 malam, kami sampai di tujuan. Langsung bebenah tenda, dan masak air untuk buat kopi, bercengkerama sebentar, foto-foto ditengah kegelapan, dan tidur. 

Di pagi hari, akhirnya aku menemukan keindahan alam tiada taraaaa (alay dah, :D) Berhubung kami tiba dan bebenah tenda malam hari, gelap, dan yang terdengar hanya debur ombak, kami, aku sendiri sih, merasa takjub dengan indahnya pantai goa cina di pagi hari. 
Ini teman-teman seperjalanan, enggak nemu sunrise, mendung sih
Kami main-main, aku jalan-jalan memuaskan hasrat berjalan di atas pasir sambil di gesek ombak. Menenggelamkan kaki di pasir, lari di pantai, main-main ombak, sangat menyenangkan. apalagi sama teman-teman.  
nggak ada lo nggak rame ya bro, lol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar