Sabtu, 30 November 2013

Satya Wibawa (2)

Ingat ketika kita membicarakan ide untuk membuat sebuah Harian yang membahas tentang jiwa pemuda. Jiwa-jiwa disorientasi. Ah, hanya sebatas ide ternyata.

Kau menghilang di awal semester genap.
Tak memberi kabar, atau sekadar pamit.
Kemana kau? Aku luntang lantung sendiri. Berkeleleran sendiri. Tak adakah yang mengetahui keberadaanmu? Pada siapa aku harus bertanya? Apakah tak ada seorangpun yang menyadari hilangnya dirimu?

Aku sendiri. Bertanya-tanya pada sepi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar