Selasa, 15 Juli 2014

Ingin PKKMB lagi

Unesa, Universitas Negeri Surabaya begitu kepanjangannya. Tak banyak yang mengetahui PTN satu ini, dia lebih terkenal dengan sebutan IKIP Surabaya. Ya, memang dulu adalah IKIP. Sebagai salah satu PTN penggodog calon guru, saya rasa atmosfer penggodogan itu memang begitu terasa. Ilmu menjadi guru, Classroom Discourse, Assessment, Instructional Design, saya lahap habis semuanya. Tak lupa Ilmu Bahasa; Linguistics, Semantics, Pragmatics sudah tamat pula. Juga ilmu skill mulai listening hingga Writing. Serta Ilmu menjadi peneliti; Research Statistics, English Research Methodology sudah saya tahbiskan. Tapi saya merasa masih ada esensi yang kurang dari gelar saya sebagai mahasiswa (Saya belum bachelor lho ya, hehe).




Ingatan saya merunut kejadian masa awal-awal saya kuliah. Kegiatan pertama yang saya ikuti, PKKMB. Program ospek ini saya ikuti tanpa halangan dan tanpa output yang saya dapatkan. Lucu. Saya tidak paham apa yang ingin disampaikan oleh panitia kepada kami manusia keluaran SMA. Yang saya pahami hanya "Selamat datang, selamat menjadi mahasiswa!" Sudah itu saja. Saya tidak pernah terlambat dan melanggar peraturan, saya juga tidak bangga dengan pencapaian saya itu. PKKMB berlalu begitu saja, tanpa ada sesuatu yang menggerakkan batin saya. Yang saya tahu, mahasiswa itu hebat. Sudah itu saja. 

Saya tidak tahu apa konsep dan output yang diharapkan dimiliki mahasiswa 2011 pada PKKMB tahun saya. Tetapi menurut saya, output itu saya dapatkan baru tahun kedua dan ketiga saya berkuliah disini. Saya merasakan apa itu mahasiswa, bagaimana mahasiswa seharusnya, apa yang akan menjadi beban seorang mahasiswa adalah baru-baru ini saja. Tahun pertama saya adalah mengejar IP, selayaknya siswa SMA yang berjuang menjadi juara 1. 

MAHASISWA. Bergaung megah ditelinga siapa saja. Yang namanya Maha berarti sudah lebih. Mahasiswa berarti sudah sangat lebih dari siswa. Tugas dan bebannya pun bertambah. Tidak hanya belajar yang rajin dan berbakti kepada orang tua, tetapi juga berbakti kepada bangsa dan negara, serta menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setiap Mahasiswa harus sadar bahwa dia tidak hanya kuliah mengejar IP, tapi bagaimana dia berkontribusi untuk masyarakat. Mengapa? Karena dia kuliah atas biaya masyarakat. Bagaimana bisa? Memangnya Dosen siapa yang gaji? Sarana yang ada pakai uang siapa? Dari pemerintah, wong namanya Perguruan Tinggi Negeri. Lha pemerintah dari siapa? Ya dari pajaknya rakyat. Uangnya rakyat. Mahasiswa harus sadar bahwa dia telah berhutang kepada rakyat. Terus uang SPP yang dibayar setiap semester buat apa? Itu hanya menutupi sebagian kecil keperluan kita kuliah. Mahasiswa harus disadarkan bahwa dialah yang akan menjadi tombak generasi bangsa, menjadi pengubah sejarah, dan penjaga nilai-nilai yang luhur. 

Tetapi realita yang ditemukan sekarang sepertinya tidak sesuai harapan. Mahasiswa bermacam-macam rupa tetapi bukan satu tujuan. Jujur, saya sendiri belum merasa pantas menulis ini dan menghakimi mahasiswa lain yang saya sendiri belum tentu lebih baik. Saya belum sepenuhnya berbakti kepada masyarakat. Tetapi kesadaran saya akan hutang saya adalah langkah awal perjuangan saya. 

Kenapa judul saya adalah "Ingin PKKMB lagi."? Karena saya berharap, saya sadar saat tahun pertama saya menginjakkan kaki di dunia perkuliahan. Bukan berarti saya menyesal baru menyadarinya sekarang (Better late than never kan?), bukankah alangkah lebih baik jika mahasiswa sadar akan beban dan tanggung jawabnya saat pertama kali menghirup dunia perkuliahan? 

Saya melihat Ospek-ospek yang diadakan kampus lain, saya berharap BEM UNESA lebih memperhatikan bagaimana tujuan dan praktik pelaksanaan PKKMB pada tahun-tahun mendatang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar