Jumat, 07 Maret 2014

58 detik

Aku melihatmu. Satu menit saja tidak genap. Hanya 58 detik. 58 detik yang melegakan. Melihatmu berjalan normal, tersenyum dengan bahagia dan kau tidak begitu kurus seperti dugaanku. Kau pasti rajin makan, tanpa kuingatkan. Kuulangi. Kuhentikan. Kuulangi lagi. Hingga aku hapal wajahmu. Hingga aku hapal senyummu. Hingga aku melihat kerutan yang tak begitu jelas. Memperhatikan struktur gigimu.

Memperhatikan lekuk senyum mahfummu. Memperhatikan potongan rambutmu. Kau sudah tidak gondrong lagi. Dan punggungmu. Dan sebisa mungkin mendengar suaramu. 58 detik yang menegangkan. Memacu deru jantungku. Berharap-harap cemas jika itu bukan kau. 58 detik yang meyakinkan. Yakin bahwa itu memang kau. Meyakinkan kau baik-baik saja. Tidak semerana yang kubayangkan. Memberiku bahan bakar untuk tidak merindumu. Walau aku tak mampu mendengar suaramu karena gremusuk suara bersaut-sautan. Syukur, kau masih manusia biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar