Selasa, 27 Januari 2015

2015 !!

Ketika melihat masa depan apa yang kamu rasakan? Penasaran? Tak sabar lagi menunggu? Takut? Senang? Ketika pertanyaan ini kembali kepadaku, aku merasa takut. Takut akan ketidakpastian yang menunggu. Tetapi bukankah Tuhan sudah mengatur segalanya? Tapi bukankah ketidakpastian itu yang akan membuatmu berjaya? Percayalah manusia. Percayalah pada Tuhanmu. 
Aku merasakan sensasi berbeda ketika memasuki tahun ini. Bukan hanya karena aku bertambah tua, tetapi pada tahun ini (Insya Allah) aku lulus dan akan menghadapi dunia nyata. Padahal Kata Dewey "Education is not preparation for future living, it is living itself" more or less begitulah. Yang pada intinya, kita - yang selalu menganggap pendidikan adalah sebagai wujud persiapan masa depan- seharusnya menganggap bahwa pendidikan itu sendiri adalah hidup kita. Tapi pemikiran bahwa setelah sekolah kita akan menjajaki dunia nyata itu tak sepenuhnya salah bukan? Karena kata Dewey Education kan? Bukan School. Hahaha. Jayus. 

Iyaa! Setelah lulus nanti aku akan menghadapi dunia nyata yang sudah seperti hutan rimba. (Semangat Ika!!) Dunia dimana manusia sudah banyak yang lupa, dan sentilan Tuhan seperti dongeng belaka. Apa persiapanku untuk mengarungi hutan ini? (Nyari suami!) Ide yang bagus. Tapi bukan itu yang utama. Kepercayanku terhadap Allah (Kliseeee!) Biarlah. Kadang yang klise yang harus dipertahankan bukan? Percuma kalau nggak ada usaha, karena Allah sendiri sudah berwahyu bahwa Tak akan diubah nasib sesorang/golongan jika dia tak berusaha mengubahnya sendiri (Maaf kalau salah) Kurang lebih begitu. Usahaku apa? Sekolah! Sekolah sampai jadi orang! Sekolah dan segala pengalaman yang didalamnya pernah ku incip adalah bekalku (Maaf Dewey). 

Setelah persiapan (yang ternyata hanya itu saja), apa rencanaku ke depannya? Menjadi Guru! Aku ingin mendedikasikan diriku ke dalam sesuatu yang diriku ini sudah dipersiapkan. Halah ribet banget dah! Intinya, aku akan menjadi guru karena aku sekolah buat jadi guru. Aku ingin mendedikasikan diriku untuk negeriku dengan menjadi guru. Langkah pertama, aku ingin mengikuti program SM3T yang mana aku akan menjadi guru di daerah Indonesia bagian terpencil terluar dan terdepan. Aku ingin melihat anak-anak di daerah yang jarang diperhitungkan negeri ini 20 tahun lagi menjadi pemimpin bangsa ini. Aku ingin, 20 tahun lagi, daerah yang disebut terpencil, terluar dan terdepan ini bisa menjadi lebih baik. Mungkin para pesimis (the other part of myself) sedang berteriak-teriak manja "Kliseeeee"... Ya aku tahu. Tapi apa peduliku. Itu adalah mimpiku, (emot melet ke para pesimistis dan negativis)

Ada perasaan takut, senang, dan penasaran. Aku sudah ada target yang ingin aku capai dan lakukan setelah lulus nanti. Tapi semua itu hanya akan menjadi mimpi jika aku nggak ikut tes SM3T karena aku belum lulus di saat yang tepat karena sekarang yang seharusnya aku mengerjakan Bab II dan persiapan untuk penelitian besok tapi malah ngeblog di malam buta. Duhh... 

Okay, in Brief... Jangan takut menghadapi masa depan. Tentukan arah dan wujudkan mimpimu!! Semangaaattt!!


(Catatan di malam buta yang seharusnya mengerjakan bab dua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar