Selasa, 27 Agustus 2013

Tertawa seikhlasnya

Ketika seorang teman yang realistis bertanya kepadaku "jadi kamu pacaran kan sama dia?"
Aku bingung menjawabnya. 
Aku hanya tersenyum. Mengingat kamu yang anti dengan kata pacaran.
"Udahlah, gak usah muna. Kamu smsan pake sayang-sayangan, intens pula, gak cuma sekali dua kali dalam sehari, mau apa-apa saling ngabari. Hayo, sekarang apa coba namanya kalo bukan pacaran. Ya kita sama-sama tahu lah." Ocehnya panjang lebar hanya dalam satu tarikan nafas.
Aku tak berani mengatakan apapun.
Aku enggan menjelaskan kepada mereka bahwa aku tak punya status khusus apapun denganmu. Enggan atau mungkin juga gengsi. Mengingat semua temanku sudah punya yang namanya pacar. Aku juga enggan menjelaskan jika mereka nantinya menanyakan kenapa aku tidak pacaran saja denganmu, aku enggan menjelaskan alasannya. Kali ini bukan gengsi, tapi benar-benar MALAS.
Akupun tak tahu hubungan macam apa ini. Aku hanya merasakan, aku suka.

Aku suka kamu


Aku hanya berpikir aku nyaman dengan ini semua, ya tentunya disamping semua curhatanmu tentang seorang temanku.
Gadis.
Kau menyukainya.
Kau menunggunya.
Aku juga begitu.
Menunggumu.
Kemudian temanku yang lain menyahut, tak kalah sengit dan realistis. "Kamu kok bisa ya nyun, hubungan sama teman lama yang kamu aja udah lupa wajahnya, yang kamu aja nggak pernah tahu gimana bentuk wajahnya sekarang. kok bisa ya?"
HAHA. Aku tertawa. dan sekali lagi, aku tertohok.
"Gimana kalo ternyata dia gak seganteng ingatanmu hayo?" Canda yang satunya tak mau kalah mengolokku.
"Aku lebih bersyukur tentunya, jika dia tak seganteng yang kalian mau." Aku berkata sekenanya.
Dan merekapun tertawa bersama, tak terkecuali aku.
Aku tertawa, seikhlasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar