Selasa, 27 Agustus 2013

V

-My Immortal-

Malam ini aku ingat.
Aku pernah bercerita kepada bintang. Tanpa sesuatu terucap, tapi banyak kata tersampaikan.
Bintang mengerti.
Bercerita tentang seorang lawan jenis yang berhasil membuat mataku berputar hanya dengan mendengar suaranya.
Suaranya berat, dan memikat.
Dia mengagumi Amy Lee. Dia suka My Immortal.
Dia beralis tebal, bersenyum kecut.
Tawanya renyah dan hanya sekali dalam satu kalimat penuh diakhiri titik.
Dia mengagumi banyak hal yang indah.
Wanita tentunya.
"Tenang saja. Katakan saja." Katanya padaku suatu ketika.
Dan aku hanya tersenyum gupuh.
Mendadak aku menemukan diriku bingung menemukan kata-kata.
Dia lebih cerewet lagi ketika berbicara dengan temannya.
Aku menemukan keasikan tersendiri mendengarnya bercerita, tertawa, dan sesekali hatiku berdegup keras saat kutemui sudut matanya menumbuk mataku.
Aku terdiam.
Aku enggan.
Biarlah dia saja.
Aku cukup.
Aku tak tahu apa-apa saja tentang dia. Tapi ketika aku bersama teman-temanku, aku akan mengarang cerita tentang bagaimana aku sangat dekat dengannya.
Ah Obsesiku.
Ya, obsesiku saja. Karena dia tak kan dimiliki siapa saja.
Walau sejujurnya aku tak cukup hanya mendengar tawanya.
Aku cukupkan.
Aku tak mau jadi koruptor yang cukup ini pun menggurita yang itu.
Miris.
Ketika berpapasan, dia hanya melambaikan tangannya. Tersenyum. Dan berlalu.
Selalu begitu, dengan semua wanita yang dia kenal.
Dan, aku lebih suka menemukannya bersama teman-temannya.
Lebih riang dan tertawa lepas.
Sambil menyapa gadis dengan manja.
Ah dia memang pria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar